Kamis, 27 Mei 2010

NASIONALISME DAN KEMAHASISWAAN

1) Sejarah Nasionalisme Indonesia
Ketika berbicara mengenai nasionalisme dalam konteks Indonesia pada saat ini, tentunya tidak terlepas dari sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia dan perkembangan kontemporer kita saat ini. Kedua hal ini masih terus mempengaruhi nasionalisme, baik itu dari aspek definisi atau aspek praktikal, dan tidak hanya saling mempengaruhi, namun juga akan memunculkan silang pendapat antara golongan yang berusaha menghidupkan kembali romantisme masa lalu dan golongan yang berusaha memahami realitas pada saat ini. Perdebatan antara sejarah dan perkembangan saat ini dan kemudian muncul pro-kontra antara golongan yang satu dengan yang lain akan selalu memunculkan sebuah pertanyaan besar, yaitu: masih relevankah nasionalisme untuk Indonesia? Pertanyaan yang sebenarnya hanya membutuhkan kalimat selanjutnya yang cukup panjang ini, seakan tidak pernah tenggelam di antara isu-isu lain yang berkembang, karena pada akhirnya isu-isu tersebut bisa dikaitkan dengan nasionalisme.Nasionalisme adalah suatu paham yang menciptakan dan mempertahankan kedaulatan sebuah negara (nation) dengan mewujudkan suatu konsep identitas bersama untuk sekelompok manusia (Wikipedia, 2006). Dalam konteks Indonesia, pengertian ini dapat kita cocokkan dengan sejarah Indonesia ketika tahun 1945, yang pada saat itu para pendiri bangsa berusaha membuat sebuah nasionalisme yang dapat mempersatukan seluruh masyarakat yang berada dalam wilayah jajahan Belanda. Nasionalisme yang kemudian dihasilkan adalah sebuah nasionalisme yang berdasarkan kepada kesamaan nasib. Konsep yang dihasilkan para pendiri bangsa tersebut, berhasil untuk mempersatukan wilayah yang kita kenal sebagai Indonesia pada saat ini.Nasionalisme akan mudah untuk dimengerti dan diimplementasikan jika ada musuh bersama. Jika musuh ini hilang, maka ikatan nasionalisme akan mengendur dengan sendirinya. Preseden yang muncul di Indonesia mempertegas pendapat ini. Jika kita melihat ke tahun 1940-an, ketika Belanda masih berusaha menguasai Indonesia melalui Agresi Militer I dan II, nasionalisme di kalangan masyarakat masih kuat, sehingga perjuangan Indonesia di Konferensi Meja Bundar 1949 membuahkan hasil diakuinya kedaulatan Indonesia sebagai sebuah negara. Namun pasca-KMB 1949, Indonesia kehilangan musuh bersama dan golongan-golongan dalam masyarakat lebih mengutamakan kepentingan kelompok yang ditandai dengan jatuh bangunnya kabinet selama masa tersebut. Nasionalisme sempat muncul meski sebentar, ketika Indonesia mengeluarkan sikap politik luar negeri terhadap Malaysia dengan Dwikora. Namun hal ini tidak berlangsung lama, karena kondisi internal dalam Indonesia memang sedang rapuh. Setelah itu, nasionalisme dapat dimunculkan kembali ketika Partai Komunis Indonesia (PKI) dijadikan sebagai musuh bersama karena dianggap sebagai biang keladi Gerakan 30 September. Lebih dari 30 tahun kemudian, Indonesia memperoleh kembali sebuah musuh bersama, yaitu Orde Baru, sehingga gerakan nasionalisme dapat menghasilkan reformasi dan demokrasi yang selama 30 tahun dikebiri. Namun ketika musuh bersama tersebut telah berhasil dilumpuhkan, kepentingan kelompok kembali muncul mengesampingkan nasionalsime itu sendiri.Menurut saya Rasa nasionalisme Mahasiswa sekarang ini sudah mulai berkurang ditandai dengan adanya :1. Pengaruh Budaya Barat/LuarDari cara berpenampilan , mahasiswa sudah banyak yang mengikuti budaya luar . Untuk para wanita , banyak sekali yang menggunakan pakaian yang serba mini (atau banyak orang yang bilang kekurangan bahan) , karena budaya-budaya luar itulah kebanyakan mahasiswa yang melanggar Rasa nasionalisme bangsa Indonesia.2.Rasa Ingin Tahu tentang Budaya Indonesia Berkurang.budaya bangsa Indonesia di mata mahasiswa sangat berkurang ditandai dengan adanya liburan kuliah , lebih banyak mahasiswa ingin atau pergi ke Luar negeri , padahal mereka tidak sadar bahwa bangsa Indonesia memiliki kekayaan Alam yang lebih bagus dan Indah lebih dari pemandangan yang ada di Luar Negeri. dan Budaya yang ada di Indonesia dari Sabang sampai Merauke tidak habis waktu sebulan untuk dipelajari , sedangkan banyak sekali turis yang mempelajari budaya bangsa Indonesia . Seharusnya kita sebagai Mahasiswa atau generasi Penerus yang akan mempertahankan Budaya Indonesia harus lebih peka terhadap Budaya Indonesia itu sendiri.
3. Kurang Menghargai Jasa para Pahlawan .Jasa Para Pahlawan yang telah gugur mendahului kita untuk memerdekakan Bangsa Indonesia ini kurang dihargai oleh para Mahasiswa pada sekarang ini . ditandai dengan banyaknya mahasiswa yang tidak Hafal nama - nama pahlawan yang telah gugur mendahului kita. Pahlawan dari sabang sampai merauke kan sangat banyak sekali dan susah untuk dihafal, begitulah kata beberapa mahasiswa khususnya teman-teman saya yang saya tanyakan mengenai nama-nama pahlawan yang ada di Indonesia.Rasa Nasionalisme sudah Mulai terkikis dan nyaris Hilang dari diri warga negara Indonesia, oleh sebab itu kita sebagai mahasiswa dan juga penerus bangsa Indonesia ini haruslah kita akan bisa meminimalisir berbagai masalah yang dihadapi Bangsa Indonesia. ”Dengan nasionalisme, maka kita tidak akan rela jika negeri ini hancur gara-gara ulah dari kita sendiri. Tetapi jika rasa nasionalisme luntur, berbagai penyimpangan dan pelanggaran akan subur di negeri kita, seperti penyakit korupsi yang saat ini melilit bangsa Indonesia. Mahasiswa Indonesia harus sungguh – sungguh dalam mempersiapkan dan meningkatkan kualitas dirinya agar mampu membangkitkan kembali nasionalisme Indonesia. Ketika berbicara mengenai nasionalisme dalam konteks Indonesia pada saat ini tentunya tidak terlepas dari sejarah perjuangan Kemerdekaan Indonesia dan perkembangan kontemporer kita saat ini. Nasionalisme sebuah bangsa menentukan arah pergerakan bangsa tersebut kepada pilihan yang lebih buruk atau baik. Negara – Negara maju pada saat ini menekankan pentingnya nasionalisme ketika mereka sedang berada dalam posisi sebagai Negara sedang berkembang ketika posisi mereka sedang berada dalam posisi sebagai Negara sedang berkembang. Ketika posisi mereka berubah, nasionalisme mereka tidak ikut berubah dan justru berusaha menyebarkan Nasionalisme mereka ke Negara lain. Hal yang ditunjukkan untuk mewujudkan nasionalisme yang erat kaitannya adalah dengan cara harus berperang atau tutup jalan memakai batik khas Indonesia.
2) Mahasiswa dan Nasionalisme
Kajian ilmiah yang menjadi suatu keharusan bagi mahasiswa Indonesia dalam membangkitkan kembali nasionalisme, harus mampu diwujudkan jika mahasiswa Indonesia tidak ingin terjebak dalam romantisme masa lalu. Mahasiswa Indonesia harus sungguh-sungguh dalam mempersiapkan dan meningkatkan kualitas dirinya agar mampu membangkitkan kembali nasionalisme Indonesia. Ketika kualitas diri mahasiswa Indonesia meningkat dan kajian ilmiah semakin menguat, mahasiswa Indonesia (termasuk mahasiswa UKSW) akan mampu menjadi think tank bagi pergerakan nasionalisme di Indonesia. Semoga